Puncak Merapi 29 September 2013
Aku dan sahabatku Finik, pendaki pemula yang bisa di katakan "sok tau" hahahaha. Saat itu Gunung Merapi adalah pendakian pertamaku, dan untuk sahabatku finik Gunung Merapi adalah pendakian keduanya setelah Gunung Semeru.
Sehari sebelum berangkat sahabatku finik meyakinkanku bahwa pendakian Gunung Merapi melalui Boyolali bukanlah hal yg sulit, hanya 4 jam kita akan sampai di puncak. Tidak perlu safety shoes, karena medan tidak terlalu sulit. Dan kita bisa menyewa perlengkapan pendakian di dekat boyolali (tenda, sleeping bed, jaket tebal).
Pagi itu kami berangkat dari Solo menuju Boyolali menggunakan motor, ditemani 2 teman lainnya sehingga tim pendakian kami berjumlah 4 orang. Dan ternyata hanya 1 orang dari kami yang pernah mendaki ke Gunung Merapi dan itupun sebelum Merapi erupsi.. hahahaha oh nooo...
Kami melakukan pendakian jam 11:00. Melalui jalan setapak yang baru karena jalan sebelumnya hancur akibat erupsi beberapa bulan lalu.
Setelah pendakian berlalu selama 4 jam, puncak Merapi belum juga terlihat..Hahaha.. ternyata puncak masih sangat jauh. Baru seperempat pendakian hari mulai sore dan kondisi sudah mulai gelap, dan ternyata tim kami hanya membawa satu senter ber lampu kuning.. hahahaha.. Setelah 1 jam berjalan dengan senter itu, tepat jam 6:30 kami mulai menyerah karena kondisi sudah sangat gelap, banyak cabang jalan dan jurang yang membingungkan. Kami bersandar di sebuah batu, entah batu itu pinggir tebing atau jurang karena sekeliling sudah tidak terlihat jelas.. (huhuhu kondisi yang tragis). Dalam hatiku berkata ( ya tuhan, mungkin besok aku akan ada di koran karena hilang di gunung.. hik's).
Bersandar dan berdiskusi sekitar 15 menit, tiba-tiba kami melihat cahaya lampu dari bawah kejauhan. Entah itu lampu sungguhan atau lampu jadi2an ..hahaha, kami menuggu lampu itu mendekat dan berharap lampu itu milik pendaki lainnya. Setelah menunggu sekitar 30 menit cahaya itu mendekat dan ternyata mereka pendaki asal Yogyakarta, bernama Yogi dan Dwi. Alhamdulillah, hatiku lega. Mereka baru pertama mendaki Merapi, atribut mereka sangat lengkap, tidak seperti kami yang sangat coboy. Mereka memiliki 3 lampu berwarna putih yang sangat terang, kami meminta ikut penerangan mereka untuk melanjutkan pendakian dan mereka mengijinkan. Mereka sangat baik, dan kami saling membantu saat melalui bebatuan terjal dan longsor.
Pendakian berlanjut melalui bebatuan longsor, jurang, dengan kemiringan 60 derajat. Aku dan finik sempat jatuh dan terpelset. Tepat jam 00:00 kami sampai di satu lokasi yang datar dan banyak yang mendirikan tenda karena berdasarkan info dimana lokasi "Pasar Bubrah" yang biasa digunakan untuk mendirikan tenda sebelum sampai kepuncak sedang ada badai. Akhirnya kami mendirikan tenda juga disitu.
Ini kali pertama aku tidur ditenda, hanya dengan menggunakan sleeping bed tanpa matras.. hmmm rasanya sakit ditambah udara minus yang sangat dingin, badanku menjadi linu dan menggigil. Dan uniknya lagi sahabatku finik bisa tertidur nyenyak dan ngorok..hahahah. Aku masih berusaha untuk tidur dengan tas kujadikan alas agar mengurangi rasa sakit bebatuan pasir di bawah tendaku.
Baru 15 menit terlelap, tepat jam 2. Yogi, Dwi dan 2 teman lainnya membangunkan aku dan finik untuk lanjut mendaki agar bertemu dengan sunrise saat di puncak merapi. Jam 4 pagi kami sampai di suatu lokasi yang disebut dengan "Pasar Bubrah". "Pasar Bubrah" adalah lokasi yang datar berbatu kecil dan besar, banyak artikel menulis bahwa terdapat Pasar yang tidak kasat mata alias "Pasar Gaib atau Pasar Hantu". Tetapi yang terlihat kasat mata disini merupakan tempat datar yang terdapat banyak batu berserakan karena erupsi Gunung Merapi. Di sini kami mendirikan tenda sebelum mendaki 200 Meter lagi menuju kawah puncak merapi.
Jam 5 pagi setelah mendirikan tenda, kami menuju puncak merapi sambil menikmati sunrise.. it's so Beautifull and Amazing.. luar biasa indah, bisa melihat puncak Merbabu yang tersembunyi oleh awan2 tipis dari puncak Merapi ditemani dengan terpaan angin yang sangat dingin. Tidak akan terbayar oleh apapun, sangatttttt indah. Terima Kasih Allah SWT atas ciptaan mu yang begitu indah. I Love Indonesia
Pendakian memakan waktu sekitar 12 jam, dan waktu tempuh pulang hanya 5 jam karena sebagian lokasi kami bisa lakukan dengan lari dan merosot. Hahaha
Berikut tips untuk pendaki pemula :
1. Kenali medan yang akan kamu lalui, dengan mencari info sebanyak mungkin di internet.
2. Persiapkan artibut dengan lengkap seperti tenda, jaket mantel tebal, sarung tangan 2 pcs, kaos kaki 2 pcs, Masker, Matras, sleeping bed, senter yang cukup, minyak penghangat badan, perlengkapan memasak, cemilan. Dll.
3. Jangan makan terlalu banyak untuk mengindari sakit perut karena di gunung tidak ada toilet..hahaha
Terima Kasih
Enjoy blogging
Jatiwaringin 3 April 2015